Rss Feed
  1. Sedikit Asing di Tanah Kelahiran

    Jumat, 20 Agustus 2010

    Balikpapan memang kota kelahiran saya, tapi setelah hampir kuliah di Yogya dengan rentang waktu yang singkat, kok saya merasa Balikpapan bukan lagi tanah kelahiran. Walau lahir dan besar disana tapi saat pulang, saya menjadi asing dengan kota ini. Entahlah, mungkin karena jiwa saya seperti sudah menyatu dengan Yogya, padahal perasaan bosan dengan Yogya selalu hadir.

    Balikpapan, kini menjadi kota yang mulai berkembang dengan segala fasilitas yang dibangun, didirikan baik pemerintah maupun swasta. Gedung-gedung tinggi, pusat perbelanjaan mewah pun tumbuh bak jamur dimusim hujan. Tak lupa ketinggalan hotel dan apartemen yang dibangun ditempat strategis, seperti di pinggir pantai. Agak sedikit bangga dengan kemajuan kota kecil ini. Tapi semakin banyaknya fasilitas umum, semakin membuka pikiran saya bahwa Balikpapan tak seperti dulu. Ya, karena memang seharusnya seperti itulah sebuah kota berkembang mengikuti jaman menyediakan apapun yang dapat memanjakan penduduknya, apalagi yang terletak di wilayah Kalimantan, yang terkenal akan sumber daya alam tambangnya.

    Dengan perasaan asing yang saya rasakan sekarang, itu sebabnya saya lebih memilih menghabiskan waktu berada dirumah ketimbang jalan-jalan keliling kota. Memang, ada beberapa rencana untuk bertemu kawan-kawan SMA, tapi paling hanya sekedar berkumpul disalah satu rumah mereka.

    Hei, anak-anak muda Balikpapan itu berani-berani ya. Mungkin sekita umur 13 tahun, tapi gaya pacaran mereka berani. Beda dengan saya dulu. Ahahaha...saya selalu tersenyum sendiri saat berpapasan dengan para remaja yang sedang berpelukan dengan erat diatas kuda besi alias motor, menempel satu sama lain, tak peduli apa kata orang lain seperti saya. Bukan menjadi seorang yang munafik dengan berkata, saya tak pernah seperti itu. Saya juga melakukan hal yang sama, tapi saya berani bersumpah tak pernah duduk seerat itu, apalagi sampai menempel.

    Ada hal yang saya benci dari orang-orang Balikpapan. Mereka menjadi sangat sok sekali apalagi dijalan raya. Khusus untuk pengendara sepeda motor. Kok kayanya naik motor ga pernah bisa santai. Walau di Yogya ada hal yang seperti itu saya lihat, namun Balikpapan mereka terlihat lebih anarkis. Sekali jatuh, mampus deh!!!

    Hampir seminggu keberadaan saya di Balikpapan, tapi tiba-tiba perasaan jenuh muncul lagi. Heran saya, manusia tak pernah merasa puas. Saat di Yogya ingin pulang mengaku rindu Balikpapan. Saat di Balikpapan, berkata, merindukan Yogya. Dan saya yakin bukan hanya saya yang merasa seperti itu.
    Ternyata Yogya memang mempunyai magnet untuk menarik saya untuk selalu mengingatnya.

    Ah, biar bagaimanapun Balikpapan tetap dihati. Ini tetap kampung saya. Rumah saya.
    Ada seorang dosen saya yang berkata, "Balikpapan itu kota mahal. Apa-apa yang dijual disana mahal." Saya pun hanya tetap tersenyum dengan manis mendengar ucapan itu. Saya tak dapat menolak, karena memang seperti itu keadaannya.

    Tapi saya akan lebih tidak menyukai jika ada yang berkata Balikpapan merupakan kota tertinggal, yang ada hanya hutan dan sungai saja!! Pernyataan sok tau yang saya dengar bahkan cenderung tolol!! Jika saya berhadapan hal itu, argumentasi dengan kemarahan yang keluar. Tak peduli siapa yang berkata!!!

    Ah, saya ingin melewati senja di lapangan merdeka, atau Melawai juga boleh. Anda tertarik?? :)

    -juga dipost Corat Coret Tumblr

  2. 0 komentar:

    Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.