Rss Feed
  1. Ketika Rasa Jenuh Memuncak (?)

    Sabtu, 26 Juni 2010

    Judul e ra nyambung yoo?? Ahh..luweh!! Sing pentil, eh salah, sing penting nulis!! :)

    Oke, sejenak tinggalkan tulisan mengenai, romansa, politik, atau apapun namanya lah. Saya hanya ingin bercerita sedikit mengenai terpilihnya saya sebagai salah satu panitia OSPEK (fuck)kultas. Entah, apa karena kasihan, kekurangan orang atau tertarik dengan saya. Tapi saya benar-benar tak menyangka atas terpilihnya saya sebagai panitia itu.

    Berbekal surat rekomendasi yang saya minta dengan paksa dari ketua Hima prodi saya. Dan wawancara tentunya. Saya pun akhirnya terpilih sebagai panitia, yang masuk kedalam sie PK (bukan penjahat kelamin, melainkan Pemandu Kedisiplinan) yang terkenal tukang marah-marah, ngebentak, sok ngatur, sok mendisiplinkan dsb. Padahal jelas saya sendiri tak memenuhi persyaratan, sebab formulir saya tak pernah menulisnya, IP pun saya tak memberikannya (takut ketauan kalo IP saya benar2 buruk). Aah..ternyata Ketua BEM (fuck)kultasnya naksir saya, ya buktinya saya bisa kepilih. :p

    Semula mendengar, saya diterima dari sms yang masuk ke ponsel butut saya. Dari ketua Hima (yang terkenal dengan pikiran mesumnya). "Manda, selamat ya, km kepilih jadi panitia ospek." Jreeng..jreeng.. kaget ga kuat, sempat menahan air mata, dan ada rasa ketidakpercayaan dari hati saya. Bayangkan, dari sekian ratus org akhirnya saya kepilih... OMG.....
    Ternyata memang benar saya telah terpilih, setelah keesokkan harinya saya melihat papan pengumuman depan BEM. Senyum-senyum senang menghiasi wajah saya siang itu.

    Aah..rapat perdana pun digelar. Tak ada satu orang pun yang saya kenal ditempat itu. Kecuali adik kelas saya, yang juga mendaftar, dan sama-sama diterima di sie yang sama (pemborosan kata dg mengulang kata yang sama). Ya, hanya mereka! ya ampun, apa-apaan ini??? Aah..sudahlah, saya pun bersikap tenang. Kalo saya menunjukkan kegelisahan saya, nanti ketauan, ada panitia cantik nan manis yang hadir. Saya tetap bersikap tenang, dan mencoba cuek.

    Akhirnya, ada sesi dimana berkumpulnya untuk pertama kali orang-orang satu sie. Saya pun berkumpul dengan orang-orang dari jurusan lain (yang pastinya jurusan, dg jumlah mahasiswa banyak). Wew..saya kaget, mereka ga ada sedikitpun tampang judes, jutek seperti saya. Dan lebih buruknya, yang berkumpul atau tepatnya yang datang saat itu adalah mereka-mereka angkatan 2009. Sempat menciut, ketika saya satu-satunya 2008. Santaaiii (kata bang haji "biskuit" Rhoma). Toh, ini baru berkumpul pertama kalinya. Sesi perkenalan dimulai.

    Beberapa hari setelah rapat perdana, koordinator sie PK (yang terlalu imut menjadi seorang PK), menggelar rapat perdana juga. Tepatnya di tampan (taman pancasila). Hmm..saya datang dengan ontime (maklum, saya memang tak suka terlambat). Baru dua orang yang datang. It's okelah, toh hari pertama. Semakin sore pun semua berkumpul, walaupun tidak semuanya. Saya pun girang bukan main, akhirnya ada juga yang seangkatan dengan saya (puji Ibliiss -- Kata seorang kawan dirumah kedua).

    Beberapa minggu kemudian pun, saya dan lainnya tetap latihan. Yaa, saya sendiri baru tau, jika sie ini butuh latihan juga. Saya pikir cuma hanya sekedar rapat-rapat saja. Ahh..beberapa minggu latihan, belum ada tanda-tanda kemajuan buat saya. Tatapan mata, oke saya lulus, Tapi latihan berbicara (ngomel, bentak, nyolot), itu masih sulit. Hmm.. sebenarnya dalam pemilihan kata-kata yang masih saya takuti (ntr malah keluar "kampret", "kopet", atau lebih parah lagi "asu kowe")

    Mulai bosan saya! Sekarang saya jenuh! benar-benar jenuh dengan latihan-latihan itu. Ingin segera mempraktekkan di lapangan. Sekalian memamerkan rupa saya yang aduhai kepada para brondong (tidak berniat untuk mencari kekasih, apalagi untuk umur yang masih hijau-hijaunya). Dalam bahasa kerennya sih mood. Ya, mood saya perlahan demi perlahan, sedikit demi sedikit mulai pudar (kroook~). Permasalahan hidup di Yogya, permasalahan yang ga jelas ujungnya, bisa dibilang mejadi penyebab kepudaran mood saya itu. Tapi saya harus bersikap profesional! Bagaimana mau menjadi aktris jika sikap saya seperti itu??

    Ahh..tapi kok mood saya masih belum ada ya??
    Ternyata jawabannya hanya satu, saya harus pulang!!
    Tapi masih terlalu lama!
    Sabar aja, nda! Sabar itu berbuah manis kok..
    Insya Allah~
    Amien~
    Haleluyaa~

  2. Perayu

    Senin, 21 Juni 2010

    Kau memang mudah sekali merayu wanita..
    Aah..saya pun mungkin menjadi korban rayuanmu..
    tapi jujur..
    kamu memang mempesona, dan sejak dulu pun saya mengagumi dirimu..
    ingat!hanya mengagumi..
    walau terkadang saya sempat dan sering tertarik..
    tapi rasa kagum selalu ada..

    heeii..kau tak akan pernah tau perasaan saya ini..
    karena memang saya tak akan pernah memberitahunya..
    cukup,aku mengagumi mu dari foto pada situs jejaring sosial saja..

    hmmmmm...
    ini bukan puisi, hei perayu..
    ini kata-kata hati saya..
    saya ingin sekali mengungkapkannya padamu..
    tapii..tidaklah!
    saya tak punya keberanian lebih, untuk mengungkapkan kekaguman padamu..

  3. Sedikit Tentang Tulisan Saya

    Selasa, 01 Juni 2010

    Oke, ini tahun pertama saya menggarap majalah di Rumah Kedua. Kaget! Bahasa kerennya shock. Biasanya yang menulis hanya sekitar 300-800 kata, tapi sekarang harus lebih dari 1000 kata. Awalnya tak siap, tapi ini tanggung jawab yang dipercayakan pada saya. Memang berbeda antara penggarapan buletin dengan majalah. Namun, penggarapan buletin adalah proses belajar menganalisa dan menulis sekitar kemudian di transferkan pada majalah. Setelah majalah, Insya Allah ada buku yang menunggu (mengapa saya tulis Insya Allah, karena belum tentu saya mendapat jatah untuk menulis).

    Sedikit putus asa, namun saya harus bisa! Saya memang jarang berkunjung ke rumah kedua, tapi kawan-kawan masih percaya pada saya untuk memberikan tugas menulis satu rubrik (untungnya hanya satu rubrik). Saya diserahi rubrik Apresiasi. Mungkin semacam biografi seorang tokoh besar atau tokoh yang luput dari perhatian. Ya, saya harus menulis mengenai sutradara sang tukang ejek nomor wahid, Nya Abbas Akub. Sudah tahukah anda tentang dia? Pernah dengar film Drakula Mantu? Atau yang paling populer adalah Inem Pelayan Seksi? Saya yakin, anda penikmat film-film komedi jaman dulu pasti tahu, atau mungkin sudah menonton film-film itu.

    Ya, Nya Abbas Akub merupakan sutradara film-film komedi sosial, macam Inem Pelayan Seksi itu. Ciri khas sang sutradara ini pun adalah kritik-kritik sosial nya terhadap keadaan masyarakat tak jarang terhadap pemerintahan kala itu (Orde Baru). Film komedi yang dibumbui fenomena-fenomena masyarakat cukup menjadi bumbu penyegar dalam karya-karyanya. Kritikan tajam namun diselingi banyolan (yang tidak mengejek dan tidak membawa kearah negatif) membuat para penikmatnya puas akan hal baru. Abbas Akub memang dianggap sebagai pelopor film-film sosial komedi.

    Contoh karya besarnya adalah Inem Pelayan Seksi. Tak tanggung-tanggung film ini dibuat tiga jilid. Sekuel terakhir atau ketiga merupakan puncak kehidupan dari si Inem sebagai seorang babu yang telah menjadi nyonya besar. Si Inem dianggap sebagai pahlawannya para babu, bahkan mereka pun mengadakan konggres babu-babu se-Indonesia, untuk menyuarakan pendapat dan kritikan para babu, terhadap kondisi mereka. Namun, sekuel ketiga ini dianggap kurang sukses, kehidupan Inem yang goyang, membuat penikmat film ini kurang antusias. Mereka menganggap bahwa Inem Pelayan Seksi yang pertama lah yang menjadi pilihan mereka.

    Kesuksesan Nya Abbas Akub dalam film-filmnya justru tak membuat dirinya mendapat penghargaan sebagai apresiasi masyarakat terhadap dirinya. Sampai akhir hayatnya pun dia tak pernah sedikit pun mendapatkan Piala Citra. Miris! Atau mungkin belum banyak orang yang mengetahui sang sutradara ini?

    Ya sudahlah..
    Nanti akan saya postingkan artikel yang saya tulis itu. Daripada saya panjang lebar menjelaskannya.

    Sekarang kembali pada tulisan saya. Byeee..

Diberdayakan oleh Blogger.