Oke, sejenak tinggalkan tulisan mengenai, romansa, politik, atau apapun namanya lah. Saya hanya ingin bercerita sedikit mengenai terpilihnya saya sebagai salah satu panitia OSPEK (fuck)kultas. Entah, apa karena kasihan, kekurangan orang atau tertarik dengan saya. Tapi saya benar-benar tak menyangka atas terpilihnya saya sebagai panitia itu.
Berbekal surat rekomendasi yang saya minta dengan paksa dari ketua Hima prodi saya. Dan wawancara tentunya. Saya pun akhirnya terpilih sebagai panitia, yang masuk kedalam sie PK (bukan penjahat kelamin, melainkan Pemandu Kedisiplinan) yang terkenal tukang marah-marah, ngebentak, sok ngatur, sok mendisiplinkan dsb. Padahal jelas saya sendiri tak memenuhi persyaratan, sebab formulir saya tak pernah menulisnya, IP pun saya tak memberikannya (takut ketauan kalo IP saya benar2 buruk). Aah..ternyata Ketua BEM (fuck)kultasnya naksir saya, ya buktinya saya bisa kepilih. :p
Semula mendengar, saya diterima dari sms yang masuk ke ponsel butut saya. Dari ketua Hima (yang terkenal dengan pikiran mesumnya). "Manda, selamat ya, km kepilih jadi panitia ospek." Jreeng..jreeng.. kaget ga kuat, sempat menahan air mata, dan ada rasa ketidakpercayaan dari hati saya. Bayangkan, dari sekian ratus org akhirnya saya kepilih... OMG.....
Ternyata memang benar saya telah terpilih, setelah keesokkan harinya saya melihat papan pengumuman depan BEM. Senyum-senyum senang menghiasi wajah saya siang itu.
Aah..rapat perdana pun digelar. Tak ada satu orang pun yang saya kenal ditempat itu. Kecuali adik kelas saya, yang juga mendaftar, dan sama-sama diterima di sie yang sama (pemborosan kata dg mengulang kata yang sama). Ya, hanya mereka! ya ampun, apa-apaan ini??? Aah..sudahlah, saya pun bersikap tenang. Kalo saya menunjukkan kegelisahan saya, nanti ketauan, ada panitia cantik nan manis yang hadir. Saya tetap bersikap tenang, dan mencoba cuek.
Akhirnya, ada sesi dimana berkumpulnya untuk pertama kali orang-orang satu sie. Saya pun berkumpul dengan orang-orang dari jurusan lain (yang pastinya jurusan, dg jumlah mahasiswa banyak). Wew..saya kaget, mereka ga ada sedikitpun tampang judes, jutek seperti saya. Dan lebih buruknya, yang berkumpul atau tepatnya yang datang saat itu adalah mereka-mereka angkatan 2009. Sempat menciut, ketika saya satu-satunya 2008. Santaaiii (kata bang haji "biskuit" Rhoma). Toh, ini baru berkumpul pertama kalinya. Sesi perkenalan dimulai.
Beberapa hari setelah rapat perdana, koordinator sie PK (yang terlalu imut menjadi seorang PK), menggelar rapat perdana juga. Tepatnya di tampan (taman pancasila). Hmm..saya datang dengan ontime (maklum, saya memang tak suka terlambat). Baru dua orang yang datang. It's okelah, toh hari pertama. Semakin sore pun semua berkumpul, walaupun tidak semuanya. Saya pun girang bukan main, akhirnya ada juga yang seangkatan dengan saya (puji Ibliiss -- Kata seorang kawan dirumah kedua).
Beberapa minggu kemudian pun, saya dan lainnya tetap latihan. Yaa, saya sendiri baru tau, jika sie ini butuh latihan juga. Saya pikir cuma hanya sekedar rapat-rapat saja. Ahh..beberapa minggu latihan, belum ada tanda-tanda kemajuan buat saya. Tatapan mata, oke saya lulus, Tapi latihan berbicara (ngomel, bentak, nyolot), itu masih sulit. Hmm.. sebenarnya dalam pemilihan kata-kata yang masih saya takuti (ntr malah keluar "kampret", "kopet", atau lebih parah lagi "asu kowe")
Mulai bosan saya! Sekarang saya jenuh! benar-benar jenuh dengan latihan-latihan itu. Ingin segera mempraktekkan di lapangan. Sekalian memamerkan rupa saya yang aduhai kepada para brondong (tidak berniat untuk mencari kekasih, apalagi untuk umur yang masih hijau-hijaunya). Dalam bahasa kerennya sih mood. Ya, mood saya perlahan demi perlahan, sedikit demi sedikit mulai pudar (kroook~). Permasalahan hidup di Yogya, permasalahan yang ga jelas ujungnya, bisa dibilang mejadi penyebab kepudaran mood saya itu. Tapi saya harus bersikap profesional! Bagaimana mau menjadi aktris jika sikap saya seperti itu??
Ahh..tapi kok mood saya masih belum ada ya??
Ternyata jawabannya hanya satu, saya harus pulang!!
Tapi masih terlalu lama!
Sabar aja, nda! Sabar itu berbuah manis kok..
Insya Allah~
Amien~
Haleluyaa~